Dr. Rini menuturkan pada anak usia 1-2 tahun ada tahapan milestones yang paling mudah diingat dan berharga harus orangtua perhatikan. Pada usia 15-18 bulan si kecil seharusnya sudah bisa berjalan tanpa dipegang. Pada tahap ini juga ia dapat melakukan keterampilan motor kasar seperti jalan mundur dan naik tangga. Untuk keterampilan motorik halusnya, si kecil akan memiliki kemampuan memegang sendok atau menyuap makanan sendiri. Untuk perkembangan bicaranya ada beberapa fase, di usia 1 tahun buah hati bisa mengucapkan 1 kata dengan jelas, usia 15 bulan mengucapkan 2-3 kata dengan jelas, usia 18 bulan bisa mengucap 6 hingga 10 kata dengan baik dan benar, dan pada 2 tahun ia akan mengucapkan 50 kata yang ekspresif. Lalu di usia 15 bulan parameternya ia sudah bisa menunjuk anggota tubuh. Pada usia di bawah 18 bulan si kecil diharapkan sudah mulai mandiri dengan contoh membuka celananya sendiri.
Fams juga harus tau beberapa gejala tanda keterlambatan perkembangan anak atau red flags yang harus diperhatikan. Jika si kecil mengalami tanda-tanda ini segera lakukan konsultasi dengan dokter untuk menanganinya. Berikut red flags yang Parents wajib tahu :
- Di umur 1 tahun belum bisa berdiri 1-2 detik atau berdiri pegangan
- Umur 1 tahun belum bisa menjumput benda seperti kismis/biskuit
- Umur 1 tahun belum dapat menunjuk atau merespon ketika dipanggil namanya
- Umur 1 tahun belum mengerti konsep “stranger” sehingga menangis jika bersama orang baru
- Di umur 2 tahun belum bisa naik tangga berdiri, bukan merangkak dan berlari
- Umur 2 tahun belum bisa mengucap minimal 20 kata
- Umur 20 tahun belum bisa menyebut 2 kata dalam 1 kalimat, seperti kalimat “mau makan”.
“Setiap anak sebenarnya mempunyai keunikan masing-masing dalam tumbuh kembangnya. Jika beberapa contoh gejala tadi terjadi, segera ke dokter untuk berkonsultasi untuk dievaluasi lebih jauh. Bisa saja cara stimulasinya kurang tepat, jadi orangtua bisa mengajarkannya kembali dengan cara yang benar,” ujar Dr. Rini.
Dr. Rini berpesan bagi Parents dalam mengasuh anak di masa pandemi untuk berhati-hati dan sabar dalam bersikap. Jangan sampai kondisi ini menjadi menjadi faktor risiko terjadi kekerasan pada anak. Cintai dan selalu lindungi buah hati tercinta.
Tinggalkan Balasan